Warga Bontang Kuala bergotong-royong memasang terpal di rumah milik Amiludin, warga RT 7 Bontang Kuala yang rumahnya kehilangan atap diterjang angin puting beliung. /Tribun Kaltim Dok |
Ribuan warga yang bermukim di Kelurahan Bontang Kuala (BK), geger. Minggu (7/6/2015) pagi, permukiman padat penduduk atas laut tersebut diterjang angin puting beliung sekitar pukul 10.00 Wita.
Sebanyak 32 rumah yang tersebar di 8 Rukun Tetangga (RT 1 sampai RT 7 dan RT 12), rusak dihantam badai angin. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun 3 warga BK dilaporkan menderita luka ringan akibat terkena benturan material rumah yang porak-poranda.
Bustani, warga RT 3 Bontang Kuala yang juga satu korban keganasan angin Putiung Beliung mengungkapkan, sebelum kejadian kawasan BK diguyur hujan gerimis.
Sekitar pukul 10.00 Wita, tiba terdengar suara gemuruh dari selatan (laut) pemukiman warga. Hanya dalam hitungan detik, pusaran angin dengan diamater sekitar 3 meter, menerjang pemukiman yang terbuat dari kayu beratap seng.
“Kejadiannya sangat cepat tidak lebih dari 5 menit. Tiba-tiba saja ada pusaran angin dari selatan menghambur rumah warga,” ujar Bustani, saat ditemui di kediamannya.
Akibat peristiwa ini, rumah milik Bustani mengalami kerusakan parah di bagian atap dan dinding. Rangka beserta sebagian atap seng rumahnya terbang disapu angin. Dinding dan lantai rumah Bustani yang terbuat dari kayu juga menganga diterjang beliung.
Sebagian besar material rumah jatuh ke laut dan sisanya berserakan di jalan kayu ulin bercampur material rumah milik warga lainnya. “Kami masih bersyukur tidak ada korban jiwa,” ungkap Bustani.
Kondisi serupa dialami oleh Jamran, warga RT 7. Pria paruh bayah itu tidak percaya seluruh atap rumah miliknya lenyap dibawa angin hanya dalam hitungan detik. “Kejadian cepat sekali. Saya saja hampir tidak sadar tiba-tiba atap rumah saya sudah hilang,” katanya.
Fonemena angin puting beliung di Bontang Kuala tergolong langka. Menurut Jamran, selama ini kawasan BK memang sering diterjang angin kencang, namun tidak pernah merusak rumah warga. Pun ada kerusakan, lebih dikarenakan kondisi rumah yang memang sudah tua.
“Tahun lalu ada kejadian angin kencang tapi hanya satu rumah yang kena, itu pun tidak parah seperti sekarang,” ungkap Jamran yang mengaku sudah bermukim di BK sekitar 40 tahun.
Terpisah Lurah Bontang Kuala, Eko Mashudi, saat ditemui mengaku sudah sudah mendata kerusakan rumah dan korban angin puting beliung. Tercatat total 32 rumah yang mengalami kerusakan. 10 rumah diantaranya rusak parah dengan kerusakan di bagian atap dan dapur, 3 rumah rusak ringan, dan 19 rusak sedang.
“Data yang kami himpun ada 32 rumah rusak. Yang terkena dampak adalah 44 Kepala Keluarga dan 123 jiwa,” ungkap Eko Mashudi. Eko sendiri mengaku sudah membentuk posko penanggulangan bencana sementara di RT 7.
Sejak kejadian hingga sore kemarin, pihak kelurahan sudah menerima bantuan baik dari instansi pemerintah maupun beberapa pihak perusahaan.
“Kami sudah menyiapkan posko darurat dan dapur umum untuk menampung korban bencana. Harapan kami mudahan semua pihak bisa turun tangan menyalurkan bantuan kepada warga yang terkena korban,” tandas Eko. (*)
Data Korban Angin Puting Beliung di Bontang Kuala:
Kerusakan rumah 32 unit, ( RT 1 sampai RT 7 dan RT12)
Rusak Berat 10 rumah (Atap, dinding dan dapur 70 rusak)
Rusak Sedang 19 rumah (bagian depan dan dinding rumah rusak)
Rusak Ringan 3 rumah (bagian atap sebagian kecil rusak)
Total KK yang terkena dampak 44 KK atau setara 123 Jiwa
- Korban cedera ringan 3 orang.
Upaya Pemerintah:
Mendirikan posko penanggulangan bencana sementara di RT 7
Menyediakan dapur umum
Melakukan gotong royong membersihkan sisa-sia puing rumah yang berserakan di jalan dan rumah korban.
*Sumber Kelurahan Bontang Kuala/Tribun Kaltim. (don)